Low Frequency Passive Seismic dalam Industri Migas
Gambar 1. Skema teori metoda low frequency passive seismic.
Dalam industri migas, eksplorasi adalah salah satu tahap awal yang paling penting dan membutuhkan perhatian besar. Dibutuhkan ketelitian dan pengetahuan yang mumpuni untuk dapat menjadikan eksplorasi berhasil menemukan titik reservoir baru. Salah satu metoda utama yang selalu digunakan dalam eksplorasi migas adalah seismik aktif. Metoda seismik aktif dapat memberikan model stratigrafi bawah permukaan suatu wilayah sehingga dapat dilakukan analisa sistem petroleum lebih lanjut. Namun permasalahannya adalah bahwa tidak semua struktur yang telah diduga reservoir mengandung hidrokarbon. Hal ini berdampak pada banyaknya titik pemboran yang tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.
Seiring perkembangan dunia penelitian, semakin banyak bermunculan metode - metode baru yang dapat melengkapi ataupun bahkan menggantikan peran metode - metode konvensional yang sebelumnya banyak digunakan. Begitu pula yang terjadi dalam industri energi seperti eksplorasi hidrokarbon (migas). Saat ini penggunaan metoda seismik pasif telah banyak digunakan dalam industri migas, seperti untuk memetakan crakcing dalam hydraulic fracturing, passive seismic tomography, serta low frequency passive seismic.
Metoda low frequency passive seismic dalam eksplorasi migas didasari oleh penelitian yang menemukan adanya anomali spektrum di frekuensi rendah pada pengukuran mikrotremor di berbagai sumur produksi di penjuru dunia. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada lokasi dimana terkandung hidrokarbon akan memiliki anomali frekuensi rendah yang berbeda dengan lokasi disekitarnya yang tidak mengandung hidrokarbon. Metoda ini telah terbukti dibanyak lapangan migas di dunia dan Indonesia telah mulai menerapkan prinsip ini sebagai metoda pelengkap untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas eksplorasi.
Gambar 2. Contoh produk mapping metoda low frequency passive seismic. Hasil menunjukkan beberapa model closure yang menindikasikan lokasi dengan potensi kandungan hidrokrabon terbesar.